Entri Populer

Rabu, 18 Februari 2015

Ilmu & perilaku


New post on Erie Sudewo

Ilmu dan Perilaku
by Erie Sudewo
Assalaamu 'alaikum. Jumpa lagi di Senin pagi. Mentari masih malu-malu muncul di Timur Nusantara. Topik kali ini : #IlmuDanPerilaku

1. Kualitas manusia ditentukan oleh 2K: Kompetensi dan Karakter. Kompetensi bicara kecerdasan. Karakter focus di perilaku | #IlmuDanPerilaku

2. Hubungan 2K bukan keseimbangan. Bukan pula punya peran masing-masing 50%. Tetapi keduanya saling mengisi, memperkuat, mengokohkan

3. Umpama bangunan, karakter itu fondasi. Ibarat buah, kompetensi kulit dan karakter isi. Di pepohonan, karakter adalah akar ...

4. Fondasi, isi atau akar tak tampak. Yang tampak cantik, indah dan menarik adalah bangunan, kulit, batang, cabang serta dedaunannya

5. Tanpa fondasi, bangunan pasti mudah rubuh. Akar rusak, pohon pun tak tumbuh sehat. Semenarik-menariknya kulit, yang utama tetap isi

6. Tubuh boleh atletis atau sexy. Juga menawan karena ganteng dan cantik. Sekedar dipandang tak akan bosan. Untuk sekadar teman, ok lah

7. Untuk jadi sobat, apalagi pasangan hidup yang kita nikahi, nanti dulu. Tak cukup dilihat cuma fisiknya. Sebab yang fisik, pasti peyot

8. Itulah kita. Yang mempesona, fisik. Dia jahat pada yang lain, kita tersanjung. Sebab ke kita tidak. Padahal sifat dasarnya jahat. Bahaya!

9. Dia sombong pada yang lain, kita cuma mesem. Sebab untuk kita, apapun dia berikan. Padahal sifat utamanya, angkuh. Ini juga bawa petaka

10. Artinya seringkali kita sisihkan nilai fan perilaku. Maka yang wanita utamakan cantiknya. Yang pria utamakan gelar, pangkat dan hartanya

11. Sering juga kita dengar: “Cinta? Ahaaa, tak bisa hidup ini cuma makan cinta doang”. Jika sudah begini jelas arahnya. Materi jadi utama

12. Cari uang dengan ilmu. Usai dapat, rawatlah dengan perilaku baik. Mari kita simak. Padanan ilmu dan perilaku baik, apakah memang tepat

13. Ilmu itu bagian kompetensi. Dulu ilmu terbatas cabangnya. Kini ilmu berkembang pesat. Cabang ilmu turunkan species, genus dan seterusnya

14. Dulu interior rumah urusan penghuni. Kini sekolah disain interior tumbuh dimana-mana. Dulu manajemen disepelekan. Kini, wah…

15. Dulu camat mungkin asal ada. Kini STPMD luluskan camat berkualitas. Dulu Nagabonar asal bagi-bagi pangkat. Kini jangan remehkan Lemhanas

16. Dulu kakek-nenek, piknik itu bawa makanan. Sampai di tempat, gelar tikar rantang pun dibuka. Makanlah bersama. Wah rasanya selangit

17. Kini kuliner dimana-mana. RM Padang pun jadi resto terhebat di Dili Timor Leste. Sayangnya KFC dan MCD pun meraja lela di Indonesia

18. Kini peluang cari uang terbentang. Kesempatan halalkan segala cara juga terbuka lebar. Itu perilaku buruk. Apa saja diterabas

19. Tanpa sadar, ygan didapat itu “uang panas”. Di bisnis, orang lain jadi korban. Entah pembeli atau rekan. Di pemerintahan, itu korupsi

20. Halalkan cara itu dengan kekuatan. Kekuatan bisnis ada dikecerdasan, suap, gusur atau bunuh. Kekuatan korup ada di jabatan dan kekuasaan

21. Cerdas seperti jabatan, netral sifatnya. Baik tidaknya tergantung pelaku di belakangnya. Pelaku baik, maslahat. Pelaku buruk, mudharat

22. Tanpa ahlak – karakter, kecerdasan dan jabatan jadi celaka dan mencelakakan. Pertanyaannya: “Indonesia makin baik atau buruk?”

23. Bicara uang panas atau korupsi, mudharatnya lengkap. Bagi pelaku merasa aman dan terhormat. Padahal esensinya, maling itu hina

24. Mengapa merasa aman dan terhormat? Sebab di pemerintahan dia masih punya jabatan, pangkat, kekuasaan, wewenang dan kaki tangan

25. Di bisnis halalkan cara tak terlihat. Ekspansi perusahaan, balutannya professional dan persaingan. Siapa tumbang, salahkan diri sendiri

26. Padahal faktanya bukan itu. Ada yang diberi kemudahan, ada juga yang dipersulit. Atau mengapa saya dapat izin, tapi anda tidak?

27. Bagaimana bisnis tak moncer. Karena pejabat negara, terang-terangan jadi komisaris di perusahaan. Atau anaknya jadi salah satu BOD-nya

28. Ada fenomena di kita yang jadi lumrah. Pengusaha jadi orang kuat partai. Lapar dan hausnya partai dipenuhi dengan grojokan uangnya

29. Akhirnya bagaimana tak makin hebat bisnisnya. Orang-orang kuat ini duduk di pemerintahan. Begitu jadi pejabat, masyaa Allah… Wuuzzzz

30. Rumusnya jadi P + P = 2P. Pengusaha + Pejabat = 2 kali Percepatan. Pengusaha yang jadi pejabat, itu sudah gaharu cendana pula

31. Rumus ini makan korban. Siapa? Negara, bangsa dan tanah air. Negara = pemerintah. Bangsa = rakyat. Tanah air = aset | #IlmuDanPerilaku

32. Pengusaha yang jadi pejabat, bagaimana bisa kontrol diri untuk tak manfaatkan jabatan, kekuasaan dan wewenangnya? #IlmuDanPerilaku

33. Tanpa kontrol, dia akan bangun korporasi miliknya sebesar-besarnya. Jadi pejabat sementara. Sedang bisnis permanen. Turun ke anak-cucu

34. Jika bisa kontrol dan pisahkan mana pribadi dan mana urusan negara, kita wajib cium tangan beliau. Jika tidak, duuuh nasib Indonesia

35. Jabatan, kekuasaan dan wewenang itu bagian dari kompetensi. Sekali lagi ditegaskan. Semua ini netral. Tergantung pelaku di belakangnya

36. Malaysia dan Brunei bisa jadi pembanding. Why? Sesama Melayu lah. Mengapa mereka bisa lebih baik, tenang dan tenteram tapi kita tidak?

37. Meski bisa juga bandingkan dengan Singapura, cuma memang agak beda. Bagaimanapun mereka lebih didominasi China. Etos China lebih lah

38. Masalah di Malaysia, Brunei dan Singapura pasti ada. Cuma skala, keakutan dan rentetan kerusakan, tetap diupayakan dicegah dan dibatasi

39. Soal cerdas, kita bilang: “Malaysia dan Brunei jauh di bawah”. Soal kompetensi, kita unggul. Hal karakter, ini soal dan sialnya kita

40. Prof. @Rhenald_Kasali katakan: “80% keberhasilan ditopang perilaku. Sisanya kecerdasan”. Perilaku = karakter. Cerdas = kompetensi

41. Orang bule bilang: “Knowledge is power but character is more”. Padahal Barat jadi pusat ilmu tapi karakter dilebihkan. Jawab sendiri lah

42. Agar Indonesia bangkit, apa yang mesti dilakukan? Bangunlah negeri dengan ilmu. Praktekkan atau rawatlah negeri dengan perilaku/karakter

43. Caranya? Ke-1 niat bangun negeri Ke-2 sungguh-sungguh, komit dan konsisten Ke-3 jangan korup atau cari untung untuk kepentingan sendiri

44. KH @aagym bilang: “Mulailah dari sekarang, dari diri sendiri, dan dari hal yang terkecil”. Insyaa Allah soal ini kita kupas besok

Erie Sudewo | February 19, 2015 at 7:36 am | Tags: Ilmu dan Perilaku | Categories: Edukasi | URL: http://wp.me/p51sG7-9O
Comment    See all comments
Unsubscribe to no longer receive posts from Erie Sudewo.
Change your email settings at Manage Subscriptions.

Trouble clicking? Copy and paste this URL into your browser:
http://www.eriesudewoid.com/ilmu-dan-perilaku/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar